A.
Defisiensi unsur Nitrogen
Nitrogen
diperlukan tanaman sebagai komponen pembentuk protein (termasuk enzim),
klorofil, dan bahan-bahan lain di dalam tanaman. Oleh karena itu kekurangan
nitrogen akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman yang tidak normal, dari
berbagai faktor dalam waktu yang sama. Pembentukan klorofil yang tidak optimal,
akan mengakibatkan proses fotosintesis menjadi tidak optimal.
Ketidak-tersediaan enzim yang diperlukan pada reaksi fisiologi tanaman
menyebabkan proses pertumbuhan terhambat.
Gejala kekurangan
Secara fisik
gejala kekurangan nitrogen dapat dilihat pada pertumbuhan tanaman yang sangat
lambat, berwarna hijau pucat. Daun bawah berubah warna menjadi kuning atau
coklat muda. Ruas batang memendek dengan diameter yang mengecil.
Pencegahan
Pemberian pupuk dasar yang cukup mengandung nitrogen, seperti ZA dan Urea.
Pemberian pupuk nitrogen ini tidak boleh berlebihan karena dapat mengakibatkan
tanaman menjadi sukulen. Di lapangan sangat
jarang diketemukan tanaman budidaya yang terserang defisiensi unsur
nitrogen, karena pupuk yang mengandung
nitrogen merupakan jenis pupuk yang paling banyak dipakai petani oleh sifatnya
yang cepat diserap tanaman, sehingga reaksi penggunaannya cepat terlihat.
Dengan sifat reaksi pupuk yang cepat tersebut, gejala kekurangan nitrogen dapat
diatasi meskipun terjadi pada saat tanaman sudah cukup besar. Penggunaan pupuk
daun dengan kandungan nitrogen yang lebih tinggi dapat memulihkan tanaman dari
defisiensi nitrogen.
Contoh: Urea, ZA
dll
B.
Defisiensi unsur Phospor
Phosphat merupakan
salah satu unsur dalam asam nukleat, phospholipid dan hampir semua protein. Phosphat
berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein pada proses
respirasi.
Gejala kekurangan
Kekurangan unsur phosphat akan mengakibatkan tanaman tumbuh dengan lambat,
salah satunya akibat pembentukan akar tanaman yang tidak optimal. Warna daun
hijau kebiru-biruan dengan tulang daun keungu-unguan. Daun bawah kadang berubah
menjadi berwarna agak merah pucat dengan bercak coklat atau ungu. Batang
tanaman pendek dan ramping, lebih tegak tetapi seperti terpelintir. Gejala yang
lebih lanjut berupa rontoknya bunga dan atau buah.
Pencegahan
Aplikasi pupuk phosphat sebaiknya diberikan sejak sebelum penanaman. Tiga
atau tujuh hari sebelum penanaman merupakan saat yang tepat. Hal ini berkaitan
dengan sifat pupuk phosphat yang lambat larut, seperti TSP atau SP 36. Untuk
gejala defisiensi pada saat tanaman sudah cukup besar, bisa digunakan NPK
dengan cara dilarutkan kemudian dikocorkan di sekitar tanaman. Pengalaman di
lapangan menunjukkan bahwa penggunaan pupuk susulan dengan pupuk daun atau
pupuk dengan P tinggi lainnya sangat lambat reaksinya untuk memenuhi kekurangan
P. Pencegahan terbaik adalah mengusahakan pH tanah yang netral. Meskipun
demikian beberapa alternatif pupuk dengan kandungan P dapat digunakan, seperti
contoh di bawah.
Contoh: SP-36, Calcium DAP, MAP, Primagro Merah
C. Defisiensi unsur Kalium
Bersama dengan nitrogen dan phosphat, kalium termasuk jenis pupuk makro,
yaitu jenis pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar dan harus ada.
Namun karena reaksinya terhadap tanaman yang tidak bersifat mencolok,
mengakibatkan penanam sering melupakan penggunaan pupuk kalium. Kalium berperan
dalam sintesis karbohidrat dan protein, pengaturan hidrasi sel dan katalisator
beberapa reaksi dalam tanaman. Kalium berperan juga dalam membangun ketahan tanaman terhadap
serangan hama dan penyakit. Tanaman yang
kekurangan Kalium mengakibatkan tanaman menjadi lebih rentan terhadap serangan
hama atau pun penyakit.
Gejala kekurangan
Gejala kekurangan unsur kalium ditandai dengan berubahnya tepi daun dari
warna hijau menjadi kuning muda. Semakin
lama warna kuning ini berubah menjadi kecoklatan dan salah satu sisinya robek
makin lama seolah-olah membentuk gerigi pada tepi daun.
Pencegahan
a. Penggunaan pupuk KCl sejak awal, sebelum
penanaman sangat dianjurkan.
b. Keseimbangan
antara pupuk nitrogen, phosphat dan kalium akan mengakibatkan tanaman tumbuh
dengan optimal. Penyemprotan
pupuk daun yang mengandung unsur K tinggi misal Complesal merah (K2O 15%) dengan konsentrasi
2 g/l.
D.
Defisiensi unsur Magnesium
Magnesium juga
merupakan salah satu unsur penyusun klorofil, disamping juga berperan sebagai
ko-faktor untuk berbagai macam enzim yang terlibat dalam sintesa karbohidrat
dan menaikkan kadar minyak tanaman.
Gejala kekurangan
Daun tua terlihat
berwarna kekuningan, terutama daging daunnya, sementara tulang daun tetap
berwarna hijau merupakan gejala awal dari defisiensi Magnesium. Gejala lebih
lanjut akan menyebabkan daun berwarna kemerahan, dan kadang menunjukkan gejala
bercak nekrosis.
Pencegahan
Pencegahan
defisiensi unsur magnesium dapat dilakukan dengan cara penyemprotan pupuk daun
yang mengandung unsur magnesium.
Contoh: Garam
inggris atau Calmag
E.
Defisiensi unsur Kalsium
Kalsium berfungsi
mengatur permeabilitas membran sel, membentuk garam dengan pektin pada bagian
tengah lamella dan dinding sel. Kalsium juga berpengaruh terhadap aktivitas
beberapa enzim pada pembelahan sel di titik tumbuh tanaman. Kekurangan kalsium sering terjadi di musim
kemarau terutama di daerah daerah yang tidak mendapat suplai air secara
teratur.
Gejala kekurangan
Kekurangan kalsium
akan berakibat daun muda berubah bentuk dengan ujung daun menggulung ke
belakang dan tepi daun menjadi berlekuk/keriting. Hampir keseluruhan
daun berubah dari bentuk normalnya dan terasa kasar. Pucuk tanaman mati akibat
pembelahan sel terhambat. Pembentukan akar yang tidak sempurna juga mengakibatkan
pertumbuhan tanaman menjadi sangat lambat. Pada pangkal buah terdapat bercak
coklat/blossom end rot (mis. tomat), atau ujung buah berwarna kuning dan biji
di dalamnya berwarna hitam (mis. cabe).
Pencegahan
Pemberian kapur pertanian (kalsit atau dolomit) dengan dosis 2-4 ton ha
untuk tanah-tanah di Indonesia yang umumnya bersifat asam, dapat mencegah
kekurangan kalsium. Penyemprotan dengan pupuk daun yang mengandung kalsium
tinggi seperti Hydro Ca-fertilizer; CaNO3 atau CaCl2 juga dapat mengurangi
gejala defisiensi kalsium. Lebih dari
itu, pengaturan pemberian air yang teratur dan berkelanjutan akan melarutkan
kalsium dalam tanah sehingga dapat diserap oleh tanaman
F. Defisiensi unsur Belerang (Sulfur)
Meskipun bukan bagian dari klorofil, tetapi belerang mempunyai keterkaitan
dalam sintesa klorofil. Disamping itu belerang juga merupakan komponen dari
beberapa asam amino, vitamin dan koenzim.
Gejala kekurangan
Gejala kekurangan belerang sangat mirip dengan gejala kekurang nitrogen,
yaitu daun muda berwarna hijau pucat atau kuning.
Pencegahan
Penggunaan pupuk ZA sebagai sumber nitrogen (21%) dan juga belerang (26%)
sebagai pupuk dasar. Penambahan
pupuk daun Multimicro baik pada fase vegetatif maupun fase generatif tanaman.
H. Defisiensi unsur Boron
Boron adalah unsur
hara yang mutlak diperlukan tanaman, namun dalam jumlah yang relatif sedikit
(mikro). Unsur ini berperan penting
dalam pembentukan protein, pembelahan sel, translokasi gula, pembentukan buah
dan perkembangan akar pada tanaman.
Gejala kekurangan
Ciri-ciri tanaman
kekurangan unsur boron biasanya tanaman tumbuh kerdil dengan ruas-ruas yang
pendek . Batang tanaman kaku
dan terdapat beberapa luka/retakan yang
mengeluarkan lendir coklat kekuningan.
Batang ini mudah sekali patah .
Apabila gejala berlanjut hingga tanaman dewasa, tanaman sulit sekali
menghasilkan buah, apabila buah terbentukpun biasanya tidak normal.
Pencegahan
Cara pencegahan defisiensi unsur boron dengan cara sebagai berikut. Pemupukan
unsur mikro yang mengandung unsur boron
seperti Borate atau Fertibor (B 10,6%).
Penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur mikro boron seperti
Multimicro (B 0,3%) atau CaB (B 2%) dengan konsentrasi 1 - 2 ml/l . bahan kimia
borax dapat juga digunakan dengan dosis 0,2 gr/ltr.
Gambar Defisiensi Hara |