Jumat, 30 Maret 2012

Defisiensi Unsur Hara

A.   Defisiensi unsur Nitrogen

Nitrogen diperlukan tanaman sebagai komponen pembentuk protein (termasuk enzim), klorofil, dan bahan-bahan lain di dalam tanaman. Oleh karena itu kekurangan nitrogen akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman yang tidak normal, dari berbagai faktor dalam waktu yang sama. Pembentukan klorofil yang tidak optimal, akan mengakibatkan proses fotosintesis menjadi tidak optimal. Ketidak-tersediaan enzim yang diperlukan pada reaksi fisiologi tanaman menyebabkan proses pertumbuhan terhambat.

Gejala kekurangan

Secara fisik gejala kekurangan nitrogen dapat dilihat pada pertumbuhan tanaman yang sangat lambat, berwarna hijau pucat. Daun bawah berubah warna menjadi kuning atau coklat muda. Ruas batang memendek dengan diameter yang mengecil.

Pencegahan

Pemberian pupuk dasar yang cukup mengandung nitrogen, seperti ZA dan Urea. Pemberian pupuk nitrogen ini tidak boleh berlebihan karena dapat mengakibatkan tanaman menjadi sukulen.  Di lapangan sangat jarang diketemukan tanaman budidaya yang terserang defisiensi unsur nitrogen,  karena pupuk yang mengandung nitrogen merupakan jenis pupuk yang paling banyak dipakai petani oleh sifatnya yang cepat diserap tanaman, sehingga reaksi penggunaannya cepat terlihat. Dengan sifat reaksi pupuk yang cepat tersebut, gejala kekurangan nitrogen dapat diatasi meskipun terjadi pada saat tanaman sudah cukup besar. Penggunaan pupuk daun dengan kandungan nitrogen yang lebih tinggi dapat memulihkan tanaman dari defisiensi nitrogen.
Contoh: Urea, ZA dll

B.   Defisiensi unsur Phospor

Phosphat merupakan salah satu unsur dalam asam nukleat, phospholipid dan hampir semua protein. Phosphat berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein pada proses respirasi.

Gejala kekurangan

Kekurangan unsur phosphat akan mengakibatkan tanaman tumbuh dengan lambat, salah satunya akibat pembentukan akar tanaman yang tidak optimal. Warna daun hijau kebiru-biruan dengan tulang daun keungu-unguan. Daun bawah kadang berubah menjadi berwarna agak merah pucat dengan bercak coklat atau ungu. Batang tanaman pendek dan ramping, lebih tegak tetapi seperti terpelintir. Gejala yang lebih lanjut berupa rontoknya bunga dan atau buah.

Pencegahan

Aplikasi pupuk phosphat sebaiknya diberikan sejak sebelum penanaman. Tiga atau tujuh hari sebelum penanaman merupakan saat yang tepat. Hal ini berkaitan dengan sifat pupuk phosphat yang lambat larut, seperti TSP atau SP 36. Untuk gejala defisiensi pada saat tanaman sudah cukup besar, bisa digunakan NPK dengan cara dilarutkan kemudian dikocorkan di sekitar tanaman. Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan pupuk susulan dengan pupuk daun atau pupuk dengan P tinggi lainnya sangat lambat reaksinya untuk memenuhi kekurangan P. Pencegahan terbaik adalah mengusahakan pH tanah yang netral. Meskipun demikian beberapa alternatif pupuk dengan kandungan P dapat digunakan, seperti contoh di bawah.

Contoh: SP-36, Calcium DAP, MAP, Primagro Merah

C.  Defisiensi unsur Kalium

Bersama dengan nitrogen dan phosphat, kalium termasuk jenis pupuk makro, yaitu jenis pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar dan harus ada. Namun karena reaksinya terhadap tanaman yang tidak bersifat mencolok, mengakibatkan penanam sering melupakan penggunaan pupuk kalium. Kalium berperan dalam sintesis karbohidrat dan protein, pengaturan hidrasi sel dan katalisator beberapa reaksi dalam tanaman. Kalium berperan juga  dalam membangun ketahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.  Tanaman yang kekurangan Kalium mengakibatkan tanaman menjadi lebih rentan terhadap serangan hama atau pun penyakit.

Gejala kekurangan

Gejala kekurangan unsur kalium ditandai dengan berubahnya tepi daun dari warna hijau menjadi kuning muda.  Semakin lama warna kuning ini berubah menjadi kecoklatan dan salah satu sisinya robek makin lama seolah-olah membentuk gerigi pada tepi daun.

Pencegahan

a.  Penggunaan pupuk KCl sejak awal, sebelum penanaman sangat dianjurkan.
b.  Keseimbangan antara pupuk nitrogen, phosphat dan kalium akan mengakibatkan tanaman tumbuh dengan optimal. Penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur K tinggi misal Complesal  merah (K2O 15%) dengan konsentrasi 2 g/l.

D.   Defisiensi unsur Magnesium

Magnesium juga merupakan salah satu unsur penyusun klorofil, disamping juga berperan sebagai ko-faktor untuk berbagai macam enzim yang terlibat dalam sintesa karbohidrat dan menaikkan kadar minyak tanaman.

Gejala kekurangan

Daun tua terlihat berwarna kekuningan, terutama daging daunnya, sementara tulang daun tetap berwarna hijau merupakan gejala awal dari defisiensi Magnesium. Gejala lebih lanjut akan menyebabkan daun berwarna kemerahan, dan kadang menunjukkan gejala bercak nekrosis.

Pencegahan

Pencegahan defisiensi unsur magnesium dapat dilakukan dengan cara penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur magnesium.
Contoh: Garam inggris atau Calmag

E.  Defisiensi unsur Kalsium

Kalsium berfungsi mengatur permeabilitas membran sel, membentuk garam dengan pektin pada bagian tengah lamella dan dinding sel. Kalsium juga berpengaruh terhadap aktivitas beberapa enzim pada pembelahan sel di titik tumbuh tanaman.  Kekurangan kalsium sering terjadi di musim kemarau terutama di daerah daerah yang tidak mendapat suplai air secara teratur. 

Gejala kekurangan

Kekurangan kalsium akan berakibat daun muda berubah bentuk dengan ujung daun menggulung ke belakang dan tepi daun menjadi berlekuk/keriting. Hampir keseluruhan daun berubah dari bentuk normalnya dan terasa kasar. Pucuk tanaman mati akibat pembelahan sel terhambat. Pembentukan akar yang tidak sempurna juga mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi sangat lambat. Pada pangkal buah terdapat bercak coklat/blossom end rot (mis. tomat), atau ujung buah berwarna kuning dan biji di dalamnya berwarna hitam (mis. cabe).

Pencegahan

Pemberian kapur pertanian (kalsit atau dolomit) dengan dosis 2-4 ton ha untuk tanah-tanah di Indonesia yang umumnya bersifat asam, dapat mencegah kekurangan kalsium. Penyemprotan dengan pupuk daun yang mengandung kalsium tinggi seperti Hydro Ca-fertilizer; CaNO3 atau CaCl2 juga dapat mengurangi gejala defisiensi kalsium.  Lebih dari itu, pengaturan pemberian air yang teratur dan berkelanjutan akan melarutkan kalsium dalam tanah sehingga dapat diserap oleh tanaman


F.  Defisiensi unsur Belerang (Sulfur)

Meskipun bukan bagian dari klorofil, tetapi belerang mempunyai keterkaitan dalam sintesa klorofil. Disamping itu belerang juga merupakan komponen dari beberapa asam amino, vitamin dan koenzim.

Gejala kekurangan

Gejala kekurangan belerang sangat mirip dengan gejala kekurang nitrogen, yaitu daun muda berwarna hijau pucat atau kuning.

Pencegahan

Penggunaan pupuk ZA sebagai sumber nitrogen (21%) dan juga belerang (26%) sebagai pupuk dasar.  Penambahan pupuk daun Multimicro baik pada fase vegetatif maupun fase generatif tanaman.

H.   Defisiensi unsur Boron

Boron adalah unsur hara yang mutlak diperlukan tanaman, namun dalam jumlah yang relatif sedikit (mikro).  Unsur ini berperan penting dalam pembentukan protein, pembelahan sel, translokasi gula, pembentukan buah dan perkembangan akar pada tanaman. 

Gejala kekurangan

Ciri-ciri tanaman kekurangan unsur boron biasanya tanaman tumbuh kerdil dengan ruas-ruas yang pendek .  Batang tanaman kaku dan terdapat beberapa luka/retakan yang  mengeluarkan lendir coklat kekuningan.  Batang ini mudah sekali patah .  Apabila gejala berlanjut hingga tanaman dewasa, tanaman sulit sekali menghasilkan buah, apabila buah terbentukpun biasanya tidak normal.

Pencegahan

Cara pencegahan defisiensi unsur boron dengan cara sebagai berikut.   Pemupukan unsur mikro yang mengandung unsur boron  seperti Borate atau Fertibor (B 10,6%).   Penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur mikro boron seperti Multimicro (B 0,3%) atau CaB (B 2%) dengan konsentrasi 1 - 2 ml/l . bahan kimia borax dapat juga digunakan dengan dosis 0,2 gr/ltr.

Gambar Defisiensi Hara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar