Senin, 23 April 2012

Terbaru Segera Rilies


CABE HIBRIDA SABER F1

* Buah Bobot & Besar
* Panen 85 hst
* 1 Kilo (isi 50-55 Buah) 
* Tahan Patek/Anthracnose

Jumat, 30 Maret 2012

Defisiensi Unsur Hara

A.   Defisiensi unsur Nitrogen

Nitrogen diperlukan tanaman sebagai komponen pembentuk protein (termasuk enzim), klorofil, dan bahan-bahan lain di dalam tanaman. Oleh karena itu kekurangan nitrogen akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman yang tidak normal, dari berbagai faktor dalam waktu yang sama. Pembentukan klorofil yang tidak optimal, akan mengakibatkan proses fotosintesis menjadi tidak optimal. Ketidak-tersediaan enzim yang diperlukan pada reaksi fisiologi tanaman menyebabkan proses pertumbuhan terhambat.

Gejala kekurangan

Secara fisik gejala kekurangan nitrogen dapat dilihat pada pertumbuhan tanaman yang sangat lambat, berwarna hijau pucat. Daun bawah berubah warna menjadi kuning atau coklat muda. Ruas batang memendek dengan diameter yang mengecil.

Pencegahan

Pemberian pupuk dasar yang cukup mengandung nitrogen, seperti ZA dan Urea. Pemberian pupuk nitrogen ini tidak boleh berlebihan karena dapat mengakibatkan tanaman menjadi sukulen.  Di lapangan sangat jarang diketemukan tanaman budidaya yang terserang defisiensi unsur nitrogen,  karena pupuk yang mengandung nitrogen merupakan jenis pupuk yang paling banyak dipakai petani oleh sifatnya yang cepat diserap tanaman, sehingga reaksi penggunaannya cepat terlihat. Dengan sifat reaksi pupuk yang cepat tersebut, gejala kekurangan nitrogen dapat diatasi meskipun terjadi pada saat tanaman sudah cukup besar. Penggunaan pupuk daun dengan kandungan nitrogen yang lebih tinggi dapat memulihkan tanaman dari defisiensi nitrogen.
Contoh: Urea, ZA dll

B.   Defisiensi unsur Phospor

Phosphat merupakan salah satu unsur dalam asam nukleat, phospholipid dan hampir semua protein. Phosphat berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein pada proses respirasi.

Gejala kekurangan

Kekurangan unsur phosphat akan mengakibatkan tanaman tumbuh dengan lambat, salah satunya akibat pembentukan akar tanaman yang tidak optimal. Warna daun hijau kebiru-biruan dengan tulang daun keungu-unguan. Daun bawah kadang berubah menjadi berwarna agak merah pucat dengan bercak coklat atau ungu. Batang tanaman pendek dan ramping, lebih tegak tetapi seperti terpelintir. Gejala yang lebih lanjut berupa rontoknya bunga dan atau buah.

Pencegahan

Aplikasi pupuk phosphat sebaiknya diberikan sejak sebelum penanaman. Tiga atau tujuh hari sebelum penanaman merupakan saat yang tepat. Hal ini berkaitan dengan sifat pupuk phosphat yang lambat larut, seperti TSP atau SP 36. Untuk gejala defisiensi pada saat tanaman sudah cukup besar, bisa digunakan NPK dengan cara dilarutkan kemudian dikocorkan di sekitar tanaman. Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan pupuk susulan dengan pupuk daun atau pupuk dengan P tinggi lainnya sangat lambat reaksinya untuk memenuhi kekurangan P. Pencegahan terbaik adalah mengusahakan pH tanah yang netral. Meskipun demikian beberapa alternatif pupuk dengan kandungan P dapat digunakan, seperti contoh di bawah.

Contoh: SP-36, Calcium DAP, MAP, Primagro Merah

C.  Defisiensi unsur Kalium

Bersama dengan nitrogen dan phosphat, kalium termasuk jenis pupuk makro, yaitu jenis pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar dan harus ada. Namun karena reaksinya terhadap tanaman yang tidak bersifat mencolok, mengakibatkan penanam sering melupakan penggunaan pupuk kalium. Kalium berperan dalam sintesis karbohidrat dan protein, pengaturan hidrasi sel dan katalisator beberapa reaksi dalam tanaman. Kalium berperan juga  dalam membangun ketahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.  Tanaman yang kekurangan Kalium mengakibatkan tanaman menjadi lebih rentan terhadap serangan hama atau pun penyakit.

Gejala kekurangan

Gejala kekurangan unsur kalium ditandai dengan berubahnya tepi daun dari warna hijau menjadi kuning muda.  Semakin lama warna kuning ini berubah menjadi kecoklatan dan salah satu sisinya robek makin lama seolah-olah membentuk gerigi pada tepi daun.

Pencegahan

a.  Penggunaan pupuk KCl sejak awal, sebelum penanaman sangat dianjurkan.
b.  Keseimbangan antara pupuk nitrogen, phosphat dan kalium akan mengakibatkan tanaman tumbuh dengan optimal. Penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur K tinggi misal Complesal  merah (K2O 15%) dengan konsentrasi 2 g/l.

D.   Defisiensi unsur Magnesium

Magnesium juga merupakan salah satu unsur penyusun klorofil, disamping juga berperan sebagai ko-faktor untuk berbagai macam enzim yang terlibat dalam sintesa karbohidrat dan menaikkan kadar minyak tanaman.

Gejala kekurangan

Daun tua terlihat berwarna kekuningan, terutama daging daunnya, sementara tulang daun tetap berwarna hijau merupakan gejala awal dari defisiensi Magnesium. Gejala lebih lanjut akan menyebabkan daun berwarna kemerahan, dan kadang menunjukkan gejala bercak nekrosis.

Pencegahan

Pencegahan defisiensi unsur magnesium dapat dilakukan dengan cara penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur magnesium.
Contoh: Garam inggris atau Calmag

E.  Defisiensi unsur Kalsium

Kalsium berfungsi mengatur permeabilitas membran sel, membentuk garam dengan pektin pada bagian tengah lamella dan dinding sel. Kalsium juga berpengaruh terhadap aktivitas beberapa enzim pada pembelahan sel di titik tumbuh tanaman.  Kekurangan kalsium sering terjadi di musim kemarau terutama di daerah daerah yang tidak mendapat suplai air secara teratur. 

Gejala kekurangan

Kekurangan kalsium akan berakibat daun muda berubah bentuk dengan ujung daun menggulung ke belakang dan tepi daun menjadi berlekuk/keriting. Hampir keseluruhan daun berubah dari bentuk normalnya dan terasa kasar. Pucuk tanaman mati akibat pembelahan sel terhambat. Pembentukan akar yang tidak sempurna juga mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi sangat lambat. Pada pangkal buah terdapat bercak coklat/blossom end rot (mis. tomat), atau ujung buah berwarna kuning dan biji di dalamnya berwarna hitam (mis. cabe).

Pencegahan

Pemberian kapur pertanian (kalsit atau dolomit) dengan dosis 2-4 ton ha untuk tanah-tanah di Indonesia yang umumnya bersifat asam, dapat mencegah kekurangan kalsium. Penyemprotan dengan pupuk daun yang mengandung kalsium tinggi seperti Hydro Ca-fertilizer; CaNO3 atau CaCl2 juga dapat mengurangi gejala defisiensi kalsium.  Lebih dari itu, pengaturan pemberian air yang teratur dan berkelanjutan akan melarutkan kalsium dalam tanah sehingga dapat diserap oleh tanaman


F.  Defisiensi unsur Belerang (Sulfur)

Meskipun bukan bagian dari klorofil, tetapi belerang mempunyai keterkaitan dalam sintesa klorofil. Disamping itu belerang juga merupakan komponen dari beberapa asam amino, vitamin dan koenzim.

Gejala kekurangan

Gejala kekurangan belerang sangat mirip dengan gejala kekurang nitrogen, yaitu daun muda berwarna hijau pucat atau kuning.

Pencegahan

Penggunaan pupuk ZA sebagai sumber nitrogen (21%) dan juga belerang (26%) sebagai pupuk dasar.  Penambahan pupuk daun Multimicro baik pada fase vegetatif maupun fase generatif tanaman.

H.   Defisiensi unsur Boron

Boron adalah unsur hara yang mutlak diperlukan tanaman, namun dalam jumlah yang relatif sedikit (mikro).  Unsur ini berperan penting dalam pembentukan protein, pembelahan sel, translokasi gula, pembentukan buah dan perkembangan akar pada tanaman. 

Gejala kekurangan

Ciri-ciri tanaman kekurangan unsur boron biasanya tanaman tumbuh kerdil dengan ruas-ruas yang pendek .  Batang tanaman kaku dan terdapat beberapa luka/retakan yang  mengeluarkan lendir coklat kekuningan.  Batang ini mudah sekali patah .  Apabila gejala berlanjut hingga tanaman dewasa, tanaman sulit sekali menghasilkan buah, apabila buah terbentukpun biasanya tidak normal.

Pencegahan

Cara pencegahan defisiensi unsur boron dengan cara sebagai berikut.   Pemupukan unsur mikro yang mengandung unsur boron  seperti Borate atau Fertibor (B 10,6%).   Penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur mikro boron seperti Multimicro (B 0,3%) atau CaB (B 2%) dengan konsentrasi 1 - 2 ml/l . bahan kimia borax dapat juga digunakan dengan dosis 0,2 gr/ltr.

Gambar Defisiensi Hara

Selasa, 27 Maret 2012

Cabe Fantastic Merambah Industri Saos Di Indonesia

Jenis Saos
   
  Saos cabai merupakan salah satu bahan penyedap dan penambah rasa pada makanan. Makanan kecil seperti perkedel, bakwan, otak-otak dan lainnya merupakan padanan bagi saos cabai. Selain makanan kecil, makanan besar seperti bakso, mie ayam, spagetti, hamburger, dan sea food seakan tidak lengkap jika tanpa menggunakan saos cabai.
   Di Indonesia, terdapat sekitar 24 perusahaan yang memproduksi saos tomat dan atau saos cabai. Jumlah tersebut naik dibandingkan pada tahun 2003 sebanyak 16 perusahaan. Jumlah perusahaan tersebut mengindikasikan meningkatnya produksi saos tomat dan atau saos cabai di Indonesia. Saat ini pasar saos cabai masih dikuasai Indofood, ABC heinz dan Hunts.
    Cabe fantastic telah lulus uji dari perusahaan pembuatan saos sehingga saat ini cabe fantastic telah ditanam para petani mitra perusahaan pembuatan saos. Penanaman cabe fantastic yang bermitra meliputi wilayah Bojonegoro, Malang, Lumajang, Jember dan Banyuwangi.

Proses Pengiriman Cabe Ke Pabrik


Sabtu, 24 Maret 2012

SOP Cabe Hibrida Fantastic F1

Standar Operasional Prosedur 
Penanaman Cabe Hibrida Fantastic F1




NO
Kegiatan
Hari
Uraian
Keterangan
 1
Persiapan lahan
H-30
Olah tanah dengan dibajak, buat bedengan ukuran 120 cm X 12 m atau panjang sesuai lahan, tinggi guludan 50-60 cm, jarak antar gludan 50- 60 cm. Tabur Dolomite 100 gram/tanaman dan pupuk kandang sapi atau kambing (matang)/organik 1 kg/tanaman.
Campur jd satu antara ppk kandang dgn dolomite (gunakan pupuk kandang matang)
2
Persemaian
 H-30
Campurkan 1 ember (10lt) ppk kandang+2 ember tanah yg sdh diayak halus+SP-36 halus 6 SDM+Furadan 3 SDM. Masukkan ke polybag ukuran 6X10 cm isi sampai 90%.  



 H-25
Benih diperam 5 – 7 hari dan pindah ke media dg lidi atau pinset . Siram pagi sore dg gembor halus, umur 10 hari plastic dibuka penuh. Bibit siap pindah 18-21 hari.
Kecambah tidak boleh patah & jgn menggunakan zpt


 H-7
Tabur pupuk dasar kimia NPK 16-16-16 sebanyak 15 gram/tanaman, bisa ditambahSP-36 sebanyak 5 gram/tanaman dan ditaruh alur tengah dan sempurnakan bedengan dan tutup mulsa. Pastikan Kondisi sangat basah sebelum ditutup mulsa.
Diberikan di alur tengah (jangan diaduk)


 H-2
Pembuatan lubang tanam dan pemasangan ajir dg jarak tanam 60cm x 60 cm atau 60cm x 70cm (musim hujan). Musim hujan gunakan tata letak segitiga artau engkel (satu barisan per guludan)
Dimusim hujan jarak tanam harus diperlebar.
 Penanaman
 H-1
Lokasi diairi sampai benar-benar basah. Persemaian boleh disiram sebelumnya dengan larutan fungisida Previcur-N untuk mencegah rebah kecambah 
Tanah guludan harus basah dan cukup air sebelum tanam


 H-0
Tanam pada sore hari masukkan dalam larutan Dhitane 2gr/lt dan Agrept 1.2gr/lt dan buang polybag, jaga jangan sampai media pecah, lalu disiram
Usahakan jangan ada rongga antara lulsa dan tanah.
 4
 Pemeliharaan

Dari awal pemeliharaan disarankan tidak menggunakan ZPT
 Penggunaan ZPT melemahkan tanaman.

 1.Pemupukan
H+15
Pupuk kocor NPK 16-16-16 dosis 10 gr/lt per 4 tanaman. Diusahakan agar tidak mengenai batang tanaman cabe
1 gelas/tanaman


H+35
Pupuk kocor NPK 16-16-16 dosis 10 gr/lt per 4 tanaman. Diusahakan agar tidak mengenai batang tanaman cabe
1 gelas/tanaman


H+50
Pupuk NPK 16-16-16 5-10 gr/tanaman
Di tugal di antara 2 tanaman





 2.Perempelan
H+15
Buang semua tunas dibawah cabang Y dan diikat ke ajir
 Jgn sampai telat, karena umur panen Fantastic genjah

 3.Penyiangan
H+10
Bersihkan semua gulma dan diulangi setiap ada gulma buang ke luar lahan 
Gulma bisa jadi inang bagi hama dan penyakit

 4. Pengairan
H+10
Pastikan kondisi tanah bedengan selalu dalam kondisi cukup basah dan cukup air. Jangan sampai kekeringan
Kecukupan air paling penting bagi perkembangan tanaman

 5. Pengendalian hama &Penyakit
H+1 
Semprot dengan insektisida dan fungisida dengan dosis rendah dan ulangi tiap minggu .
Lakukan pengamatan intensif terhadap tanaman


H+15 
Semprot dengan insektisida pada musim kemarau dan fungisida pada musim hujan , diulangi tiap 7 hari untuk pencegahan. Bila ditemukan serangan lakukan sedini mungkin dan diulang 2 hari untuk penyempurnaan

Pengamatan dilakukan tiap hari .Untuk pemberantasan hama&peyakit lihat di panduan
 5
Panen
 H+75
Petik buah yg sudah merah penuh dan pisahkan dg buah rusak. Panen dilakukan tiap 5 -7 hari sekali dan bisa 15 – 17 kali. Buah rusak tidak boleh dibuang dilahan
 Utk dataran rendah (dataran tinggi >85 HST)






   * JENIS DAN DOSIS PUPUK BISA DISESUAIKAN DENGAN KONDISI LAHAN

Penyakit Bakteri pada Tanaman Cabe

PENYAKIT BAKTERI PADA MASA PERTUMBUHAN
Biji cabai dapat membawa penyakit (seed borne disease) dan ini cukup membahayakan tanaman-tanaman berikutnya. Patogen yang terbawa adalah dari kelompok patogen hidup dan gejala penyakit umumnya tidak muncul pada biji dan penampakan biji seperti biji normal yang sehat.
Pencegahan dapat dilakukan walaupun tidak bisa 100% dengan menggunakan benih yang bersertifikat. Rendam benih dengan NaOCl 1,3% selama 1 menit atau gunakan larutan CuSO4 dengan konsentrasi 0,75% selama 10 menit.

PENYAKIT BAKTERI DI PERSEMAIAN
Di persemaian penyakit bakteri disebut LAYU BAKTERI yang perasal dari patogen Ralstonia Solanacearum. Gejala yang tampak pada saat terkena layu bakteri adalah tanaman muda layu yang di mulai dari pucuk, selanjutnya seluruh bagian tanaman akan layu dan mati.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memilih tanah untuk media semai dari lapisan sub soil ( 1,5-2m dibawah permukaan tanah ) dicampur dengan pupuk kandang matang (harus benar-benar matang) dan pasir pada perbandingan 1:1:1 . Campuran media ini di pasteurisasi(di panaskan) selama 2 jam. Semaian yang terinfeksi harus dicabut dan dimusnahkan, media tanah yang terkontaminasi harus dibuang. Naungan persemaian secara bertahap dibuka agar matahari masuk dan tanaman menjadi lebih kuat. Gunakan fungisida/bakterisida ( merk dagang: agrept/bakterimycin) dengan dosis yang paling rendah.

PENYAKIT BAKTERI PADA MASA VEGETATIF – GENERATIF
Bercak Bakteri

Bakteri pada Buah

Penyakit bakteri pada masa vegetatif adalah bercak bakteri dan layu bakteri.
BERCAK BAKTERI berasal dari patogen Xanthomonas campestris p.v vesicatoria (Xcv). Bagian tanaman yang terserang adalah daun dan ranting. Bercak awal pada daun berukuran kecil dan berbentuk sirkuler spot berair kemudian menjadi nikrotik dengan warna coklat di bagian tengah dan pucat pada pinggirannya. Pada bagian atas daun, bercak seperti tenggelam. Sedangkan pada bagian bawah bercak seperti menonjol. Bercak yang menyatu akan berwarna coklat dengan pinggiran berwarna jerami. Gejala bercak bakteri pada daun dan ranting tidak berubah pada pertumbuhan generatif. Serangan yang parah dapat mengakibatkan defoliasi (gugur daun).

Xanthomonas campestris

LAYU BAKTERI (Ralstonia Solanacearum) gejalanya tampak pada daun yang terletak di bagian bawah. Setelah beberapa hari seluruh daun menjadi layu permanen. Sedangkan warna daun tetap hijau, tapi kadang-kadang sedikit kekuningan. Jaringan vaskuler dari batang bagian bawah dan akar menjadi kecoklatan. Apabila akar atau batang tersebut dipotong melintang dan dicelupkan ke dalam air jernih akan keluar cairan keruh koloni bakteri yang melayang dalam air menyerupai kepulan asap. Pada masa pertumbuhan generatif gejalanya sama.
Pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan :
1. Tanah-tanah yang terkontaminasi penyakit layu jangan digunakan. Kontaminasi penyakit layu dapat dipelajari dari tanaman sebelumnya.
2. Membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman dan gulma sebelumnya. Membalik tanah agar terkena sinar matahari.
3. Pemupukan yang berimbang yaitu N, P dan K serta pupuk organik 15-20 ton per hektar.
4. Peninggian guludan/bedengan cabai mengurangi insiden layu.
5. Penggunaan mulsa plastik hitam perak.
6. Tanaman muda yang terinfeksi penyakit dicabut dan disulam dengan tanaman yang sehat.
7. Ekstrak tanaman merigold ( Titonia diversifotala) dalam air 1:20 (berat/volume) efektif untuk mengendalikan antraknosa.
8. Gunakan fungisida/bakterisida.
Ralstonia Solanacearum
Cairan Putih/Kepulan Asap

PENYAKIT BAKTERI PADA BUAH
Penyakit yang disebabkan bakteri pada buah adalah busuk basah bakteri dan bercak kering bakteri.
BUSUK BUAH BAKTERI patogennya adalah (Erwinia carotovora pv carotovora). Gejala busuk basah pada buah dimulai dari tangkai dan kelopak buah,tetapi infeksi dapat terjadi melalui luka di bagian mana saja dari buah. Jaringan buah yang terinfeksi menjadi lunak dan luka segera melebar merusak bagian dalam daging dan menjadi masa yang basah lunak dan berlendir. Lendir keluar dari kantung buah dan menguap sampai kering. Buah yang masih menempel pada tanaman kemudian terinfeksi akan tetap terikat menggantung seperti kantung air. Setelah isinya keluar kantung buah kering dan berwarna transparan.


Erwinia carotovora